HnW – Di Indonesia, harga tiket pesawat sangat mahal. Meskipun demikian, di tengah keanekaragaman geografis Indonesia, penerbangan tetap menjadi salah satu cara yang paling efektif untuk melakukan perjalanan.
Ada sejumlah faktor yang dianggap bertanggung jawab atas mahalnya harga tiket pesawat di Indonesia. Menurut Budi Joyo Santoso, anggota Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), faktor utama yang menyebabkan harga tiket pesawat di Indonesia mahal adalah kualitas tata kelola distribusi avtur yang buruk dan harga yang tinggi.
Pihak itu menarik perhatian pada cara menghitung harga avtur di Indonesia sebagai komponen pembentukan harga avtur. Ini dijelaskan dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 17 K/10/MEM/2019 tentang Formula Harga Dasar untuk Menghitung Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Avtur Yang Disalurkan Melalui Depot Pengisian Pesawat Udara.
Dia mengevaluasi sejumlah perhitungan yang sudah tidak relevan untuk menentukan harga avtur. Dia percaya bahwa perhitungan ini perlu ditinjau kembali. Budi menyatakan bahwa pemimpin Satgas Penurunan Harga Tiket Pesawat, Luhut Binsar Pandjaitan, telah menerima saran ini.
“KPPU menilai dalam konstanta sebesar Rp3.581/liter tersebut, sudah terdapat beberapa komponen yang sudah tidak relevan, misalnya penggunaan acuan harga terjauh (paling mahal) untuk pengangkutan dan penyimpanan,” kata Budi dalam keterangan tertulis pada Minggu (22/9/2024).
Peraturan BPH MIGAS Nomor 13/P/BPH MIGAS/IV/2008 tentang Pengaturan dan Pengawasan atas Pelaksanaan Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak Penerbangan di Bandar Udara memberikan monopoli kepada Pertamina dalam hal distribusi.
Menurutnya, aturan tersebut melarang perusahaan lain untuk masuk ke pasar kecuali mereka bekerja sama dengan Pertamina. Buka pasar avtur dapat menurunkan harga bahan bakar karena avtur menyumbang sekitar 40% dari harga tiket. Pada akhirnya, biaya produksi akan turun dan harga tiket juga bisa turun.
Biaya perawatan pesawat, yang mencakup sekitar lima belas persen dari harga tiket, merupakan komponen tambahan yang memengaruhi harga, terutama mengingat banyaknya komponen suku cadang yang harus dikenakan pajak berganda saat ini.
Budi mengatakan bahwa, karena komponen pesawat saat ini masih didatangkan dari luar negeri, mereka dikenakan bea masuk. Menurunkan biaya komponen juga merupakan solusi yang harus ditempuh.
Faktor-faktor yang Menyebabkan Tiket Mahal Menurut Pengusaha
Juli lalu, Asosiasi Maskapai Penerbangan Nasional Indonesia (INACA atau Indonesia National Air Carriers Association) mengungkapkan beberapa alasan di balik harga tiket pesawat yang tinggi. Beberapa yang disebutkan KPPU juga dicatat oleh INACA.
Denon Prawiraatmadja, Ketua Umum INACA, menyatakan dalam catatan HnW bahwa berbagai faktor menyebabkan harga tiket pesawat yang tinggi. Dia dianggap sebagai salah satu penyusun harga yang tinggi. Denon menyatakan bahwa harga avtur di Indonesia saat ini lebih tinggi daripada di negara lain.
Dalam keterangannya Juli lalu, Denon menyatakan bahwa harga avtur saat ini lebih tinggi dibandingkan beberapa negara tetangga.
Tony Fernandes, CEO Capital A Berhad (AirAsia Group), juga mendukung Denon. Menurut bos maskapai Malaysia, harga bahan bakar atau avtur di Indonesia lebih mahal daripada di negara lain di ASEAN.
Tony memberi tahu wartawan di Fairmont Jakarta, Kamis (9/5/2024), bahwa harga bahan bakar di Indonesia jauh lebih tinggi daripada negara-negara ASEAN lainnya, sekitar 28% lebih tinggi.
Tony mengatakan bahwa agar harga avtur menjadi lebih murah dan kompetitif, Indonesia harus memiliki pesaing pemasok avtur. Di Malaysia, ada dua atau tiga perusahaan.
Jika hanya ada satu di Indonesia, mereka dapat mengenakan biaya yang mereka inginkan karena di sebagian besar negara ada pilihan. Tony menyatakan bahwa kompetisi diperlukan.
Denon dan Tony setuju tentang satu hal lain yang membuat tiket pesawat mahal: avtur. Ini merupakan pengenaan pajak yang signifikan bagi maskapai.
Denon menjelaskan bahwa pengusaha maskapai telah dikenakan pajak untuk avtur, serta bea masuk untuk pesawat dan suku cadangnya. Namun, untuk membayar PPN dan PPNBM, bea masuk untuk suku cadang harus ditambah lagi.
Baca Juga : Fakta Menarik Tentang Si Nanas
Selanjutnya, PPN berlaku untuk setiap tiket pesawat yang dijual kepada masyarakat. Denon berpendapat bahwa hanya pengusaha maskapai Indonesia yang mengalami dampak dari sistem pajak berganda ini. Ini meningkatkan biaya operasional dan pada akhirnya membuat harga tiket mahal.
Denon menyatakan, “Dengan demikian terjadi pajak ganda, padahal pajak dan bea tersebut tidak ada di negara lain.”
PPN juga diberikan bagi masyarakat yang membeli tiket sebagai penumpang. Ini membuat pembelian tiket lebih mahal dan membuat harga tiket lebih mahal.
Denon juga menyoroti fakta bahwa harga tiket pesawat terlihat lebih tinggi karena biaya layanan kebandarudaraan penumpang (Passenger Service Charge/PSC) dimasukkan ke dalam harga tiket. Biaya PSC sendiri tidak ditanggung oleh pengusaha maskapai; sebaliknya, itu ditanggung oleh pengelola bandara. Sifatnya mirip dengan “pajak” yang dikenakan pada penumpang oleh pengelola bandara.
Sementara itu, Tony Fernandes juga menyatakan bahwa dia telah berbicara dengan Kementerian Keuangan untuk mendapatkan penghapusan pajak impor suku cadang pesawat.
Tony menyatakan, “Kami telah berbicara dengan Kementerian Keuangan selama beberapa tahun untuk menghapus pajak impor komponen.”
2 thoughts on “Harga Tiket Pesawat Mahal, Ini Penyebab Utamanya”